(Refleksi 100 Hari WaG TransDimensi)
Seri-TD ✒#13: Marwah Daud Ibrahim
Jam 14.00 sesuai janji, kami tiba di gedung Rektorat Universitas Nurul Jadid, Paiton dan langsung diajak masuk ke ruang pertemuan. Ternyata in focus sudah on, kamera dan sound system dalam kondisi siap. Sejumlah pimpinan Universitas dan pengurus Yayasan sudah duduk.
Terus terang saya cukup kaget. Ekspektasi saya hanya akan bertemu terbatas dgn Pak Rektor dan tidak menyangka akan ada forum "formal." Inilah forum pertama yang saya isi sejak Peristiwa 22 September 2016 yang menghebohkan.
Ketika dipersilahkan bicara, saya berdoa, Ya Allah bimbing, tuntun dan ilhami saya untuk menyampaikan apa yang menurutMu tepat untuk saya sampaikan.
Ternyata thema sekitar NusantaraJaya, di mana Indonesia akan menjadi Mercusuar Dunia, memimpin peradaban baru yang muncul di benak saya.
Saya pun menyampaikan: "Tidak peduli bagaimana gelapnya kondisi Indonesia saat ini, menurut pandangan kita, yakinlah fajar kebangkitan peradaban baru akan menyingsing dari negeri ini."
Banyak indikasi dan tanda-tanda yang membuat saya yakin dan optimis. Salah satu di antaranya adalah fenomena TransDimensi yang saya saksikan dan alami di Wangkal. Itu Sebabnya saya memutuskan untuk tetap menjadi Ketua Yayasan Keraton Kesultanan Sri Raja Prabu Rajasanagara. Yayasan yang didirikan setelah upacara Jumenengan MK oleh AKKI (Asosiasi Keraton Kesultanan Indonesia).
Keyakinan itupun membuat saya lebih banyak mukim di Jawa Timur. Meninggalkan semua tugas dan kegiatan professional dan sosial bertaraf national di Jkt.
Saya sampaikan juga aktivitas rutin di Kami Di Wangkal: Sholat berjamaah 5 waktu, istighosyah, dan khataman Al Qur'an, membuat pendataan potensi santri dan memetakan keunggulan daerah. Serta membuatnya beragam model program untuk pemberdayaan masyarakat. Seperti pengadaan air bersih, pemberian benih ikan, pembuatan taman bunga serta kebun buah dan sayuran.
Saya kaget ketika dalam dialog, gambaran dan citra ttg kami sangat berbeda dgn kenyataan. Sama seperti berita negatif yang digambarkan oleh media melalui dan pemberitaan yang heboh.
Sebaliknya saya pun kaget karena walaupun sudah tahunan bolak balik dan bahkan kini mukim di Wangkal, yang hanya beberapa menit dari Paiton tapi saya belum kenal dgn Nurul Jadid yang ternyata sangat luar biasa. Apa yang dicanangkan Pak Prof B.J. Habibie di ICMI agar memadukan IMTAQ dan IPTEK membumi di lembaga pendidikan ini. Al Qur'an, ilmu Agama dipadukan dgn sains modern. Bahkan selain bahasa Arab, bahasa Jepang dan bahasa Mandarin juga diajarkan di sini.
Tanya jawab cukup seru. Tapi karena waktu jelang magrib, kami sepakat untuk lanjutkan dialog dan membangun jembatan persahabatan melalui Group WA.
(Wangkal, Kamis 21 Syawwal// 4 Juli 2018)
(Bersambung)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar