Rabu, 04 Juli 2018

JEMBATAN PERSAHABATAN

(Refleksi 100 Hari WaG TransDimensi)


Seri-TD ✒#13: Marwah Daud Ibrahim


Jam 14.00 sesuai janji,  kami tiba di  gedung Rektorat Universitas Nurul Jadid, Paiton dan  langsung diajak  masuk  ke ruang pertemuan.  Ternyata  in focus sudah on,  kamera  dan sound system dalam kondisi siap. Sejumlah pimpinan Universitas dan  pengurus  Yayasan sudah  duduk.

Terus terang saya cukup kaget. Ekspektasi saya hanya akan bertemu terbatas dgn Pak Rektor dan tidak menyangka akan ada forum "formal." Inilah forum pertama yang saya isi  sejak Peristiwa 22 September 2016 yang menghebohkan.

Ketika dipersilahkan bicara, saya berdoa,  Ya Allah bimbing, tuntun dan ilhami saya  untuk  menyampaikan apa  yang menurutMu tepat untuk saya sampaikan.

Ternyata thema  sekitar NusantaraJaya, di mana Indonesia akan menjadi Mercusuar  Dunia, memimpin peradaban baru  yang muncul di benak saya.

Saya pun menyampaikan: "Tidak peduli bagaimana gelapnya kondisi Indonesia saat ini,  menurut pandangan kita,  yakinlah fajar kebangkitan peradaban baru akan menyingsing dari negeri ini."

Banyak indikasi dan tanda-tanda yang membuat saya yakin dan optimis. Salah satu  di antaranya adalah fenomena TransDimensi yang saya saksikan dan alami di Wangkal. Itu Sebabnya saya memutuskan untuk tetap menjadi Ketua Yayasan Keraton Kesultanan Sri Raja Prabu Rajasanagara. Yayasan  yang didirikan setelah  upacara Jumenengan MK  oleh AKKI (Asosiasi Keraton Kesultanan  Indonesia).

Keyakinan itupun  membuat saya lebih banyak mukim  di   Jawa Timur. Meninggalkan semua tugas dan kegiatan professional dan sosial bertaraf national di Jkt.

Saya sampaikan juga aktivitas rutin di Kami Di Wangkal: Sholat berjamaah 5 waktu,  istighosyah, dan khataman Al Qur'an, membuat  pendataan potensi santri dan memetakan keunggulan daerah. Serta membuatnya beragam model program untuk pemberdayaan masyarakat. Seperti pengadaan air bersih, pemberian benih ikan, pembuatan taman bunga serta  kebun buah dan sayuran.

Saya kaget ketika dalam dialog, gambaran dan citra  ttg kami sangat  berbeda dgn kenyataan.  Sama seperti berita negatif  yang  digambarkan oleh media melalui dan pemberitaan yang heboh.

Sebaliknya saya pun kaget karena walaupun sudah tahunan bolak balik dan bahkan kini mukim di Wangkal, yang hanya beberapa  menit  dari Paiton tapi saya belum kenal dgn Nurul  Jadid   yang ternyata sangat luar biasa. Apa yang dicanangkan Pak Prof B.J. Habibie di ICMI agar memadukan IMTAQ dan IPTEK membumi di lembaga pendidikan  ini.  Al Qur'an,  ilmu Agama dipadukan dgn sains modern.  Bahkan selain  bahasa Arab, bahasa Jepang dan bahasa Mandarin juga diajarkan di sini.

Tanya jawab cukup seru. Tapi karena waktu jelang magrib, kami sepakat untuk lanjutkan dialog  dan membangun jembatan persahabatan melalui Group  WA.
(Wangkal, Kamis  21 Syawwal// 4 Juli  2018)
(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar