Rabu, 11 Juli 2018

CAHAYA BARU

(Refleksi 100 Hari WaG TransDimensi)


Seri-TD ✒#14: Marwah Daud Ibrahim



Dini hari 23 Maret 2018, sesuai janji, saya membuat group WA dengan anggota awal  9 orang. Semuanya  adalah peserta pertemuan di Rektorat Nurul Jadid, terkhusus yang bertanya dan memberi tanggapan, yang nama dan nomornya diberikan kpd saya  usai acara.

Menariknya, garis besar pertanyaan yang muncul dalam dialog, sejatinya adalah pertanyaan yang juga merupakan pergumulan pikiran saya sejak mengenal Mas Kanjeng. Sebagian besar sudah terjawab dalam perjalanan waktu. Sebagiannya lagi  masih memerlukan sahabat seperjalanan dari beragam latar belakang untuk ikut menjawabnya.

Pertanyaan berkisar tiga hal. Pertama, apakah memang kemampuan menghadirkan (mengteleportasi) uang, emas dll  itu nyata atau sekadar sulap atau tipuan. Pertanyaan ini juga muncul  waktu ILC membahas ttg MK. Bung Akbar Faisal menyimpulkan bahwa  ini adalah penipuan sehingga meminta saya "kembali" ke jalan benar. Sebaliknya Pak Permadi  di ILC dan di beberapa kali pertemuan dgn saya setelah itu menyatakan, benar. Faktanya memang ada manusia  yang diberikan kemampuan khusus seperti itu.

Pertanyaan lanjutannya adalah, kalau memang Mas Kanjeng bisa mengadakan uang sebanyak itu.  Uang itu dari gudang mana atau dimensi? Bagaimana  caranya menghadirkannya? Untuk siapa dan untuk apa? Apakah tidak melanggar UU Bank Indonesia, yang memberikan kewenangan cetak uang hanya kepda Bank sentral, seperti yg disampaikan oleh Pak Benny K. Harman dan Pak Mahfud MD di ILC.

Ketiga, apakah ada hubungannya dengan kebangkitan Kerajaan/Kesultanan Nusantara dikaitkan dgn anugerah gelar Sri Raja Prabu Rajasanagara kpd Beliau sebelumnya. Apa kaitannya dengan kolateral global?

Peserta pertemuan berpendapat bahwa kemampuan seperti yang saya saksikan dan alami di "Wangkal" di kalangan masyarakat pesantren Jatim bukan sesuatu yang aneh. Fenomena seperti  ini nyata. Walaupun jumlahnya terbatas. Memang ada  orang yang Allah beri ilmu dan kelebihan khusus seperti itu. Yang membuat fenomena menjadi tidak biasa, adalah kehadiran Ibu Marwah-- tammatan S-3 dari Amerika, cendekiawan Muslim yang tulisannya pernah kami baca di Ulumul Qur'an -- di sana. Umumnya  masyarakat ilmiah,  berfokus di tataran empiris, logika dan syariat. Seperti juga kami di lembaga pendidikan ini. Untuk itu kami juga tidak dalam kapasitas  memberi penilaian, tapi  tentu kita bisa saling silaturrahim dan melakukan "pencarian kebenaran"  bersama. Dan ada alumni kami yang memimpin pesantren di Tuban, wilayah sekitar Sunan Bonang yang bisa  berdialog banyak dengan Ibu. Ini sudah di tataran ma'rifat dan hakekat. Sudah masukkan Kajian Tasawuf. "

Sikap santun dan rasa ingin tahu yang tulus perserta forum hari itu memberi persfektif baru kpd saya.

Sejak selesai  tampil  di ILC  akhir 2016, atas  saran  banyak teman dan pertimbangan pribadi,  saya memutuskan untuk "diam." Padahal,  waktu itu masih banyak permintaan wawancara ekslusif setelah termasuk dari  Mata Najwa dan Hitam Putih. Semua saya tolak.

Sudah hampir dua tahun saya  dkk diam. Apakah saatnya  sudah datang untuk bicara. Untuk bersama komunitas Pencinta Nusantara untuk bersama "Menyingkap Kebenaran."

Ya...saatnya kembali membuka dialog tentang Nusantara Jaya, Mercusuar Dunia dan fenomena  "ajaib" yang kami alami di Wangkal dan di banyak titik di Nusantara? Setidaknya terbatas antar teman group WA dulu.

"Saya pun istikharah, jika ini sudah waktunya, mohon mudahkan dan Berkahi ya... Allah." Alhamdulilah signal positif.

Dengan niat untuk berbagi, tabayyun dan saling memberi dan menerima masukan antar sahabat, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim.
Saya pun membuat group baru dan memberinya nama  TransDimensi.

Terima kasih Nurul Jadid (yang berarti Cahaya Baru) yang sungguh telah memicu saya untuk kembali berkomuniasi dgn Dunia.
Semoga dialog  dalam group in menjadi Cahaya Baru bagi Indonesia. Saatnya
Fajar peradaban baru, yang dipandu wahyu Ilahi menyingsing di  Nusantara tercinta.
Aaminn  YRA.
 (Bersambung).

(Wangkal,  27 Syawwal 1439 H//Rabu 11 Juli 2018).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar