Kamis, 21 September 2017

HIDUP ITU SEDERHANA KOK

RefleksiNJ45: Pola Hidup


NJ45#11: Marwah Daud Ibrahim


Jon Jandai, berbagi pengalaman menarik. Terbuai oleh cerita dari media ia meninggalkan desanya di Thailand dan pindah ke Bangkok. Di ibukota, ia bekerja 8 jam sehari, tinggal di kamar kecil dengan banyak orang.

Ia juga kuliah di Universitas. Tapi ia merasa ada yang kurang tepat. Kok universitas mengajarkan banyak hal yg destruktif. Misalnya, membangun dengan merusak alam, bertani dengan meracuni air dan lahan.

Ia kemudian membandingkan hidupnya yang rumit di kota dengan kehidupan yang simpel ketika di desa.

Mengapa membuat hidup jadi rumit? Mengapa harus bekerja 8 jam sehari untuk beli makanan, kredit rumah 30 tahun, berpakaian ikut mode. Berobat harus mahal. Padahal di desa cukup bekerja 2 bulan dan selebihnya bisa panen dan memakai waktu untuk festival.

Dia berubah haluan, memutuskan meninggalkan Bangkok dan kembali ke desa.

Hidup itu simpel.
Kebutuhan makan? Dengan keluarga terdiri dari 6 orang ia bertani padi dan bisa menghasilkan 6 ton beras, jauh melampaui kebutuhannya. Mempunyai kolam sehingga bisa makan ikan tiap hari. Menanam 30 jenis sayur mayur yang bukan hanya cukup untuk keluarga tapi bisa berbagi dgn yang lain.

Kebutuhan Papan atau rumah? Ia membangun sendiri rumahnya. Bahkan bisa buat beberapa rumah. Dengan murah, dan tak perlu membayar cicilan 30 tahun.
Pakain? Cukup yang sederhana. Bahkan tak perlu beli. Pengunjung banyak memberikan pakaian yg bahkan dibagikan kepada orang lain.

Bagaimana kalau sakit? Penyakit menurutnya adalah pegingat bahwa kita melakukan hal salah terhadap diri kita. Kesempatan mengoreksi diri. Dan ia mengobati penyakitnya dengan memakai air dan tumbuhan sebagai obat.

**
Apa yang kita pelajari dari pilihan hidup Jon untuk kita di Indonesia?
Kapitalisme boleh jadi memang telah merasuki kita. Iklan menjadi salah satu sarananya. Minum harus Aqua dan Coca-Cola, Rumah yang keren itu di Meikarta, Pakaian harus bermerek, dan berobat harus di Siloam, dan kalau meninggal dikebumikan di Sandiago Hill.

Daya tarik (full) kota untuk urbanisasi, dan daya dorong (push) untuk tinggalkan desa sangat besar. Jadilah kota-kota di Indonesia overpopulasi, jalanan macet. Sebaliknya desa ditinggal merana.

Lalu bagaimana gambaran Indonesia tahun 2045? Masa depan adalah hari ini. Tergantung keputusan kita hari ini. Kita bisa membuat anak keturunan kita berkerumun di kota.
Atau menyebar sampai bagian terjauh negeri ini.

***
Sudah saatnya kita menyebarkan pola pikir “Cinta Desa.” Acara TV jangan dominan hiburan hedonistis. Tapi berisi contoh dan motivasi untuk hidup di desa.

Berhenti memanjakan orang kota. Macet, dibuatkan jalan layang. Masih macet dibuatkan jalan lingkar. Masih macet dibuatkan terowongan. Masih macet dibuatkan busway.. dst..dst.

Dana yang berputar di Jakarta dan di kota kirim untuk membuka akses kepada rakyat untuk mau dan bisa tinggal di desa. Bangun jalan desa, beri sumber air, beri hak pakai lahan kepada rakyat.

Buat pemetaan lahan tidur yang bisa dipakai untuk rakyat bisa hidup dan berusaha. Moratorium pemberian izin lahan untuk Konglomerat. Berikan hak pakai kepada rakyat untuk membangun komunitas dan komoditas berbasis unggulan desa. Buka akses untuk modal kerja untuk hidup sederhana dan simpel.

Saya yakin berbondong anak muda akan menyebar ke desa. Mengolah karunia Tuhan YME yang tersebar di setiap jengkal negeri ini.

Jadi seperti kata Jon Jandai: “Hidup sederhana kok. Mengapa membuat nya sudah.”
Lagi pula kita semua hidup di Desa Global. Buktinya ia tinggal di desa tapi menginspirasi jutaan orang melalui TEDx yang disebar oleh YouTube dan beragam medsos ke seluruh dunia.

Jon Jandai bahkan membuat _Pun Pun Center for Self Reliance_ dan buat website. Banyak yang datang belajar ke sana tentang pembenihan dan budi daya tanaman, bangunan alami, teknologi tepat guna. Dan tentu saja prinsip hidup sederhana, simpel dan bahagia.
Sobat NJ45 minat ke sana? Saya berminat.

Salam NJ45. Selamat memasuki tahun baru Hijriah.

Waru. 21 September 2017/ 1 Muharram 1439 H. 15:13

#NasiRawonNJ45

Rabu, 06 September 2017

DIPERLUKAN KONSORSIUM PEMIMPIN NASIONAL

VISI KEPEMIMPINAN NJ45


Seri#9: Marwah Daud Ibrahim



_”If your actions inspire others to dream more, learn more, do more and become more, you are a leader.”_
“Jika tindakan Anda mengilhami orang lain untuk bermimpi lebih banyak, belajar lebih banyak, berbuat lebih banyak dan menjadi lebih baik, Anda adalah pemimpin.”(John Quincy Adam)

_”Leadership is the capacity to translate vision into reality.”_
“Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menerjemahkan visi menjadi kenyataan.” (Warren Bennis)

_The leaders don’t create followers, they create more leaders._
Pemimpin tidak menciptakan pengikut, mereka menciptakan lebih banyak pemimpin.

**
Suatu hari ketika berkunjung ke Seoul, saya bertanya kpd seorang Professor yg menjadi penasehat presiden Korea Selatan tentang apa yang menurutnya menjadi rahasia utama kemajuan negaranya.

Professor menjawab singkat: Penyebab utama kemajuan Korsel dan kemajuan suatu negara adalah: _Strong Leader_ (pemimpin yang kuat).

Saya kemudian bertanya “pemimpin yang kuat itu apakah artinya harus militer?” Jawabnya:
“Bisa ya… Bisa tidak. Tidak ada hubungannya dengan sipil atau militer.”

“Apakah pemimpin kuat itu harus sudah senior dan berpengalaman.” Tanya saya lagi.
“Tidak ada hubungannya dengan usia, pemimpin kuat bisa usia muda bisa juga sdh tua.” Jawabnya.

“Apakah harus seorang pria?” Tanya saya lebih lanjut. Tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin.
“Bisa pria bisa perempuan.” Katanya yakin.

“Lalu Pemimpin yg kuat itu yang bagaimana?” Tanyaku lebih lanjut.

“Pemimpin yang kuat adalah pemimpin yg punya kemampuan untuk mendengarkan suara hati rakyatnya, lalu menyusunnya menjadi impian dan VISI BERSAMA. Kemudian menggerakkan seluruh potensi dan energi warganya untuk dengan riang dan penuh gairah bersama mewujudkan visinya.”

***
Pertanyaan yg muncul di benak saya ketika itu adalah, rakyat Indonesia begitu beragam dan wilayahnya begitu luas.
Lalu mampukan pemimpin Indonesia menyatukan impian berjuta Rakyat Indonesia dalam SATU VISI BERSAMA.

Perjalanan waktu membuat saya yakin bahwa sepanjang pemimpin “SABAR” dan cukup “RENDAH HATI” untuk sungguh-sungguh mendengar suara hati rakyat. Selalu siap berdialog, berbagi, dan mengapresiasi memahami perbedaan potensi, minat dan missi hidup warganya, Insyaa Allah Visi Bersama BISA disusun dan diwujudkan.

****
Lalu untuk wujudkan kejayaan Nusantara, bisakah kita mendapatkan “Pemimpin Kuat” untuk “menghimpun” segenap energi bangsa besar ini?

Kembali belajar dari Korea, yang belajar dari Jepang yang kemudian dicontoh oleh China, maka jawabnya adalah SANGAT BISA.

Caranya adalah membentuk KONSORSIUM PEMIMPIN NASIONAL yang terdiri dari puluhan ribu, ratusan ribu bahkan jutaan pemimpin desa, Kec,Kab/Kota, Provinsi, sampai tingkat nasional.

Pemimpin di masing-masing tingkatan ini secara aktif melibatkan perwakilan seberagam mungkin professi untuk menyusun VISI BERSAMA, lalu menyusun langkah dan mengambil tindakan secara bersama.

Pemimpin Nasional tidaklah berarti hanya pemimpin politik. Tapi sinergi antara pemimpin pemerintahan (legislatif, eksekutif, yudikatif, sipil dan militer), pemimpin ekonomi (pengusaha, pemodal, industrialis, petani, nelayan), pemimpin masyarakat (tokoh agama, sosial, pendidik, pemuda, wanita budayawan, media) dll yang secara sangat serius dan berkelanjutan, bermusyawarah, memikirkan, berkiprah dan berdoa bersama untuk membantu mewujudkan impian dan harapan warganya.

Pemimpin nasional adalah akumulasi jutaan pemimpin desa, Kab/Kita, Provinsi dan nasional dari semua bidang kehidupan yang aktif untuk saling bersinergi positif.

Kita semua sejatinya adalah pemimpin dengan cakupan wilayah, bidang perhatian, impian dan misi hidup yang berbeda tapi saling melengkapi.

Sukses pemimpin di satu desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi perlu diperkuat oleh sukses Pemimpin di puluhan ribuan desa, ribuan Kecamatan, ratusann Kabupaten/Kota, Puluhan Provinsi lainnya. Demikian juga sukses pemimpin di suatu bidang butuh ditopang oleh bidang yang lain. Akumulasi dari sukses semua wilayah dan seluruh bidang menjadi sukses bangsa.

Tugas kita semua adalah berusaha menjadi pemimpin dan menciptakan lebih banyak lagi pemimpin.

Pemimpin sejati bukanlah pemimpin yang hebat sendiri, dikelilingi oleh para pengikut. Tapi pemimpin yang mengapresiasi pemimpin-pemimpin lain dan mau serta mampu menciptakan lebih banyak lagi pemimpin -pemimpin sejati.

Pemimpin yang kuat sejatinya adalah “Pemimpinnya para pemimpin.” Mereka yang telinganya paling lebar dan hatinya paling lapang untuk mendengar, menyimak, memahami, mempertimbangkan dan merangkum isi hati, impian, gagasan dan pendapat warganya, termasuk warga yang dgn fikiran paling kritis dan gagasan paling tidak masuk akal sekalipun.

WAG group dan medsos bisa menjadi tempat berlatih untuk terbentuknya konsorsium kepemimpinan nasional. Tempat melakukan “Pembiasaan” menyampaikan dan mendengar suara hati dan fikiran. Wahana untuk saling mengapresiasi dan mensinergikan potensi, minat, dan pendapat beraneka-ragam. Bukan tempat saling memaki atau saling mengerdilkan potensi dan keunggulan hanya karena kita belum faham atau salah faham.

Semoga Tuhan YME, Allah SWT meridhoi. Aamiin YRA.

Salam NJ45.

Srby: Rabu, 6 September 2017/ 15 Zulhijjah 1438 H.

#NasiRawonNJ45
#NusantaraJaya2045
#VisiKepemimpinanNJ45
#MarwahDI_NJ45

Kamis, 31 Agustus 2017

MUSUH BERSAMA KITA

Refleksi NJ45: Kebangsaan


NJ45#10: Marwah Daud Ibrahim


Musuh bersama kita adalah *sistem* “dajjal” dan “satanic” yang ibarat drakula merasuki diri kita dan membuat kita saling menghisap darah dan saling melemahkan kekuatan saudara se-bangsa kita sendiri.

Musuh bersama kita adalah *prilaku* “dajjal” dan “satanic” yang tanpa sadar sudah mewarnai sikap kita. Sehingga hadir sikap tega, sombong, tidak peduli di satu pihak dan sikap iri dan dengki di pihak yg lain. Lalu, antar kedua pihak tak segan saling maki, saling menjatuhkan. Padahal sejatinya kita adalah satu. Satu bangsa dan satu Tanah Air.

Apapun agama dan keyakinan kita, etnis dan warna kulit kita, suku dan latar belakang pendidikan, professi dan tingkat ekonomi kita, kita semua semua bersaudara. Kita semua berada di “Kapal Indonesia” yg sama.

Ayo mari kira bersatu melawan sistem “dajjal” dan “satanic” yang bertangan banyak dan sedang melubangi kapal Indonesia kita.

Caranya bagaimana? Salah satu caranya adalah kita harus membangun komunikasi efektif dan rasa persaudaraan dan saling pengertian antar sesama anak bangsa. Kita harus berdialog dan rendah hati untuk menghargai potensi dan kekuatan masing-masing. Kita harus berani mengakui dan belajar memahami perbedaan antar kita. Kita harus serius mencari titik temu antar kita. Lalu kita bergandeng tangan melawan sistem “dajjal” dan “satanic” baik yg dari luar maupun dari dalam diri kita.

Musuh kita bukan saudara kita yang berbeda agama dgn kita atau lain etnis dengan kita. Bukan juga yang lain suku, lain daerah, lain almamater, lain professi atau beda minat dengan kita.

Musuh kita bukan orang yang beda partai, beda Caleg, beda Capres, beda Cagub, Cabup, atau Cawali, Cakades dan beragam perbedaan lainnya dengan kita.

*Musuh bersama* yang “urgen” dan sangat segera untuk kita lawan adalah sistem “dajjal” dan “satanic” yang melahirkan *Kemiskinan, Ketimpangan dan Ketidak adilan.* Agar supaya ” *Kapal Indonesia*” yang sekarang “oleng karenanya” selamat berlayar menuju tujuan Kemerdekaan Indonesia, untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang.-

Salam NJ45.

Srby: Kamis, 31 Agustus 2017/ 9 Zulhijjah 1438 H. 08:08

#NasiRawonNJ45
#NusantaraJaya2045
#RefleksiNJ45
#MarwahDI17

Jumat, 16 Juni 2017

HARTA AMANAH SOEKARNO GUNAKAN KOMPUTER KUANTUM, DIOPERASIKAN DARI DIMENSI LAIN



Oleh : Safari ANS


PESAN UNTUK PEMBACA HARTA AMANAH SOEKARNO

Di tengah gencar orang membicarakan Harta Amanah Soekarno (HAS), saya sengaja menyapa pembaca seperti ini. Agar pembaca tau bahwa saya tidak main-main dalam investigasi jurnalistik dan tidak main-main dalam riset doktor saya. Saya akui ini adalah riset yang paling sulit. Sulit membuktikannya di tengah rumitnya Soekarno menyembunyikan apa dan bagaimana sehingga harta ini aman dari pencurian kelas dunia.

Harta Amanah Soekarno (Foto: Safari Ans),

Pembaca yang budiman,

Saya bernama lengkap Safari Ans, lahir di Belitung 56 tahun silam dari keluarga petani. Saya sekolah SD Negeri Pulau Seliu Belitung, lalu masuk Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 4 tahun Tanjung Pandan Belitung. Setingkat SMA saya melanjutkan PGAAN (Pendidikan Guru Agama Atas Negeri) selama 2 tahun di Pangkalpinang Bangka. Setamat PGAN saya melanjutkan studi saya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) sekarang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1980 di Fakultas Tarbiyah jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Kemudian saya mengambil studi lagi di tingkat doktoral di Faskultas Adab jurusan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada perguruan yang sama. Pada tingkat ini, kuliah saya sudah habis, Kuliah Kerja Nyata juga sudah dilakukan. Tinggal menyelesaikan skripsi saja, saya drop out, karena terlalu asyik dalam dunia jurnalistik di Harian Prioritas. Surat kabar berwarna pertama di Indonesia yang diterbitkn oleh Surya Paloh. Surat kabar ini kemudian dibredel oleh rezim Soeharto tahun 1988.

Kala itu saya ngepos di DPR RI. Semua berita penting di lembaga terhormat itu saya liput. Sesekali sering juga mendapat tugas meliput soal agama. Saat itu sangat populer pernyataan Dr Nurcholish Madjid, bahwa terjemahan La Ilaa haillah adalah Tiada tuhan selain Tuhan (tuhan t kecil dan Tuhan T besar). Juga pernyataan Rektor IAIN Jakarta Prof Dr Harun Nasution yang mangatakan bahwa budaya kerudung itu bukan budaya Islam tetapi budaya Arab.

Ketika kuliah di IAIN Jakarta saya mendirikan tabloid Institut bersama teman-teman pengurus Senat. Sebagai reporter media kampus saat itu sangat membanggakan.' Saya sempat wawancara Gunawan Muhammad redaksi senior majalah Tempo ketika majalah itu dibredel oleh rezim Soeharto. Saya bangga sekali saat itu bisa mewawancara wartawan senior yang menjadi idola saya.

Ketika Harian Prioritas dibredel, kami bersedih. Saya dan tim redaksi Harian Prioritas sempat mengelola majalah Vista. Kami ubah menjadi majalah life. Tapi saya tak bertahan lama, saya bergabung dengan majalah berita Warta Ekonomi. Keluar dari majalah Warta Ekonomi, saya mendirikan perusahaan advertising, dimana saya menjadi Direktur Utama.

Lalu perusahaan ini bekerjasama mengelola program acara Niaga Publik di Anteve. Sebuah acara yang membedah kinerja perusahaan publik yang sudah terdaftar di Bursa Efek Jakarta sekarang Bursa Efek Indonesia. Acara ini merupakan kerjasama antara Lectura Advertising, Antve, RRI Pro 2 FM, Assosiasi Emiten Indonesia, dan Bursa Efek Jakarta. Acara ini ditayangkan seminggu sekali, dimana saya sering merangkap sebagai presenter.

Saya juga pengurus DPP INSI, himpunan pengusaha informal Indonesia. Kala itu sedang heboh Kredit Usaha Tani (KUT). Bank Indonesia menjadi penyalur utama KUT yang ditugaskan pemerintah kala itu. Saya selaku salah satu Ketua DPP INSI juga ikut pelatihan menyalurkan KUT di Bank Indonesia. Ada sertifikat segala. Pokoknya saat itu, saya senang diajari bagaimana mengelola sumber keuangan KUT. Ada KUT jagung, dan padi, bahkan saya mengusulkan waktu itu agar ada KUT khusus lada. Agar semua petani lada di Bangka dan Belitung yang kesehariannya sangat tergantung pada pinjaman para tengkulak, bisa beralih ke KUT. Usul saya sayang terlambat.

Selesai pelatihan di Bank Indonesia, saya ke Belitung, kampung halaman saya. Disana saya mendirikan Koperasi Lectura Belitung Makmur (Koperasi LBM). Ialah koperasi petani lada terbesar di Indonesia. Anggotanya afa 2.500 anggota yang terdapat di 76 Kelompok Tani Lada (KTL) di 76 desa di Belitung. Luas kebun ladanya waktu itu mencapai 3.500 hektar. Saya menghimpun petani lada dan membentuk koperasi sendirian. Tiga bulan kerja rampung.

Lalu saya mengajukan KUT untuk petani lada saya di BI, tapi gagal keburu UU Bank Indonesia berlaku. Menurut UU itu BI tidak tidak boleh lagi menyalurkan KUT, tetapi sudah dialihkan ke bank pelaksana. Waktu itu BNI bersedia memberikan KUT sebesar Rp 80 milyar. Tetapi dalam rapat anggota yang saya pimpin, para anggota koperasi menolaknya. Akhirnya saya minta bantuan ke Japan Foundation, diberikan sekitar USD 12 juta. Ketika bantuan mau cair, timbulah gejolak dari mafia lada dunia yang bermarkas di Singapura. Bantuan ini inipun gagal cair. Koperasi LBM saya tinggalkan.

Tahun 2003, saya kembali ke Jakarta. Saya bergabung kembali dengan teman-teman jurnalis di Lativi kini jadi TVOne. Saya diajak oleh teman saya Adolf Posumah. Ketika mengikuti tes, saya lulus dan bekerja di televisi nasional ini sebagai produser merangkap sebagai presenter talkshow setiap hari. Banyak tokoh-tokoh nasional yang saya wawancarai termasuk calon presiden RI. Bahkan pernah saya adu dua Menko di era Megawati dalam talkshow saya ketika membahas soal perang Irak. Kedua narasumber itu Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai Menko Polhukkam dan Dorodjatun Kuncorojakti sebagai Menko Ekiun.

Tahun 2004, saya keluar dari Lativi. Saat itu saya diajak SBY menjadi Tim Monitoring Presiden, kerennya lembaga itu diberi nama oleh Presiden ke-6 Indonesia itu menjadi The Office of The President for Monitong. Kami mengadakan pertemuan pertama di Istana Negara, lalu berikutnya di ruang perpustakaan pribadi SBY di Cikeas. Menurut ajudannya Arifin Jauhar ketika itu sebetulnya disediakan kursi di Istana Negara buat saya bekerja, tetapi waktu itu saya menolaknya. Karena saya tetap ingin menjadi orang bebas. Artinya, hanya ketemu dan rapat jika memang diperlukan.

Tahun 2005 saya memulai perjalanan keluar negeri. Singapura, Malaysia, Hong Kong, Belanda, Luxemburg, Prancis, Jerman, dan sebagainya. Lalu saya mendirikan International Fund for Indonesia Development (IFID) di Marshal Island lalu berlanjut di Republic of Syechelles dengan berkantor di Hong Kong. Kendari ini proyek untuk pembangunan di Indonesia, tetapi orang Indonesia hanya saya sendiri. Selebihnya ada konsultan keuangan Belanda, Hong Kong, Jepang, Australia, dan Malaysia.

Tahun 2007 saya bertemu dengan teman saya yang sudah jadi guru besar sejarah di UIN Jakarta Prof Dr M Dien Madjid. Ia mengatakan kepada saya, buat apa sibuk begitu tapi kuliah tidak selesai. Ia kemudian meminta saya agar menyelesaikan studi. Kebetulan ia adalah rektor di IAI Al-Aqidah di Jakarta Pusat, sebuah perguruan yang pernah di pimpin Gu Dur. Akhirnya saya jadi sarjana dengan predikat cum laude di perguruan ini. Ketika wisuda pun saya menangis karena terharu ketika diminta pidato mewakili wisudawan lainnya. Ternyata jadi sarjana itu enak.

Ketagihan kuliah akhirnya saya meneruskan kuliah di Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi di Universitas Padjadjaran Bandung. Saya pikir cocok dengan karir saya sebagai jurnalis. Tesis saya pun mengambil soal komunikasi yang terbangun oleh komuniatas saya di weblog ini, Harta Amanah Soekarno. Saya pun melanjutkan studi saya hingga ke S3 pada fakultas dan perguruan yang sama. Disertasi saya justru makin mendalam soal komunikasi dunia Harta Amanah Soekarno. Saya mencoba meramu dengan menciptakan teori sendiri, teori baru dalam ilmu komunikasi, ialah teori komunikasi transdimensi.

Teori yang belum diakui, karena belum terakreditasi secara ilmiah. Tetapi buat saya sudah memadai untuk menemukan Harta Amanah Soekarno yang sesungguhnya. Teori yang menerobos ruang dan waktu. Pernah suatu ketika saya melakukan ekspirimen dengan anak indigo, agar dia ke Mekkah dalam waktu sejam dan membawakan bunga pohon kurma. Ternyata ia berhasil mengambilnya. Pernah saya juga melakukan ekspirimen dengan mengadakan komunikasi telepon dengan dimensi lain. Telepon saya berhasil tersambung, tetapi tak sampak satu menit sim card pada handphone saya terbakar. Rupanya pergesekan antar dimensi melahirkan panas yang luar biasa.

Teori komunikasi transdimensi adalah komunikasi antar kehidupan makhluk dunia dimensi satu dengan dunia dimensi lainnya. Dunia dimensi manusia (alam nyata) bisa berkomunikasi dengan alam jin, dan makhluk lain yang tidak terlihat oleh kita saat ini. Komunikasi dunia alam ruh, ternyata bisa dilakukan dengan tidur. Ada narasumber saya bisa mengendalikan mimpinya. Dia bisa memprogram mimpinya untuk ketemu dengan siapa saja baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Bila dia bertemu dengan orang yang masih hidup dalam mimpinya, sudah dipastikan orang tersebur merasakan bahwa dirinya juga bertemu dengan dia di dalam mimpi.

Dalam teori komunikasi transdimensi, orang yang bertemu dalam alam mimpi, berarti ruh dia juga bertemu. Pertemuan tersebut adalah fakta. Jadi jika si pemimpi tadi bertemu dengan Soekarno, maka dipastikan ruh dia dia memang bertemu dengam ruh Soekarno. Tetapi tidak semua mimpi masuk dalam ketegori ini. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi sehingga mimpi itu dijamin validasinya. Melalui mimpi inilah tingkat vailiditas lebih tinggi ketimbang melalui Qorin Soekarno. Peran Qorin Soekarno di dunia amat banyak, puluhan bahkan ratusan jin yang memerankan diri sebagai Soekarno. Qorin-qorin inilah yang membuat sesat manusia yang kemudian mengaku titisan Soekarno, mendapat kuasa tunggal dan sebagainya.

Dalam dalam Islam, peran Qorin memang diakui. Qorin adalah jin yang diizinkan Allah untuk menyerupai manusia yang diperankannya. Rupanya, perangainya, pola pikir dan suara mirip suara orang yang diperankannya. Tetapi menurut Al-Quran surat Qob, Qorin selalu berkata jujur apa adanya. Jadi Qorin tidak mungkin berbohong. Apa yang dilakukan oleh manusia yang diperankannya, akan diceritakannya semua. Tidak ada yang ditutupi. Cara ini sangat efektif bagi polisi dan KPK untuk mencari pembuktian-pembuktian. Jadi menurut teori komunikasi transdimensi itu, manusia tidak bisa berbohong, karena Qorin nya akan menceritakan hal yang sebenarnya.

Dengan teori ini saya dapat mengukur apakah seseorang itu berbohong dengan pengakuan dirinya sebagai orang yang mendapat kepercayaan Soekarno atau bagaimana. Teori komunikasi transdimensi dapat menelanjangi sosok seseorang, apakah dia jujur dan tidak. Saya dapat menelurusi dimana dan bagaimana Harta Amanah Soekarno berada. Saya bisa mengukur tingkat validitas sumber yang saya temui. Bahkan apakah sebuah dokumen bank yang berkait dengan Harta Amanah Soekarno bisa cek kebenarannya.

Riset saya ini berakhir ketika saya pergi ke New York dan ke Washington DC Amerika Serikat pada bulan Oktober 2016 lalu. Saya sempat berkunjung ke sisi dapur Gedung Putih, tapi sayang tak bertemu Obama ketika itu. Di Amerika Serikat saya mendapatkan segalanya yang berhubungan Harta Amanah Soekarno. Kemudian saya berhasil mengambil suatu kesimpulan, bahwa Harta Amanah Soekarno memang ada, tetapi tidak seperti yang dipahami kebanyakan orang selama ini.

Pembaca yang budiman.

Pemahaman publik soal harta nenek moyang Indonesia sangat bervariasi. Ada yang namanya harta dinasti, ada yang namanya harta Nusantara, ada yang namanya harta amanah Soekarno. Kiblatnya juga berbeda-beda. Ada yang pemahamnya bahwa harta nenek moyang Indonesia itu berporos ke Vatikan, karena memang negeri ini pernah dititipi harta oleh bangsa Indonesia. Kita tidak membantah adanya cerita itu. Ada yang mengatakan, semua itu bermula dari kerajaan Benalux Eropa dengan dinasti keluarga Singal. Kita juga tidak perlu membantahnya, siapa tau benar.

Berbagai kemungkinan bisa muncul dalam penafsiran manusia saat ini, karena kita bersama memang sedang merajut sejarah yang hilang. Sebagai manusia yang hidup di zaman modern hanya diberi kemampuan untuk menyusun kembali sejarah nenek moyang kita. Versi dan sisi pandang tentang keberadaan harta nenek moyang bisa saratus atau bahkan ribuan pemikiran. Semuanya tergantung latar belakang kehidupan dan tujuan yang melatar belakanginya. Tidak ada yang perlu merasa tersinggung dengan pendapat si A dan si B. Toh semua ini juga tidak bisa memilikinya secara pribadi. Kita hanya mencari titik sejarah harta nenek moyang.

Selama ini saya menuliskan hasil investigasi jurnalistik yang kini jadi riset saya, memang belum pernah saya menyebut seseorang yang mendekati apa yang kita cari selama ini. Ialah seseorang yang sosok yang dipercaya. Begitu banyak orang yang mengaku. Ada yang mengaku sebagai satria piningit, ada yang mengaku sebagai kuasa tunggal, ada yang mengaku sebagai titisan, ada yang mengaku sebagai pewaris sah. Bahkan ada yang mengaku sebagai Soekarno. Bahwa dialah Soekarno yang sakti itu dan tidak pernah mati. Kita harus mengakui, itu bagian varian hidup. Adalah hak orang itu untuk berbuat apa saja.

Saya hanya mencari seseorang yang mendekati kebenaran dari semua cerita dan pengakuan itu. Penelitian manusia tidak ada yang seratus persen benar. Kebenaran absolut hanya milik Tuhan. Kebenaran penelitian manusia bersifat temporer, selama belum ada hasil penelitian yang mengubahnya. Tetapi kenyataannya selalu ada riset lain yang membantah riset sebelumnya. Kehidupan dunia akademik akan terus berkembang seperti itu tanpa henti. Hasil riset yang dilakukan manusia akan terus berkembang dari zaman ke zaman. Tidak ada yang perlu dirisaukan.

Terus terang yang menjadi riset saya hanya Harta Amanah Soekarno. Yang berkait dengan Soekarno. Saya tidak meriset harta nenek moyang yang berkait dengan Vatikan. Saya tidak meriset harta nenek moyang yang berkait dengan keluarga Singal atau karajaan Benalux. Dan sebagainya. Saya hanya konsentrasi pada harta yang menjadi titipan orang-orang pada Soekarno. Karena di mata saya Soekarno tidak hanya sebagai seorang politisi tetapi ia juga sebagai seorang amanah. Kenapa begitu? Saking amanahnya Soekarno, ia tega hidup serba kekurangan selama hidupnya. Ia tidak menggunakan sesen pun harta yang dititipkan kepadanya untuk kepentingan dirinya.

Secara pribadi, ia tak mampu beli obat buat dirinya sendiri. Ia saat yang sama dia mampu membangun gedung Pentagon yang begitu mahal. Ia tak mampu membelikan televisi buat anaknya, tetapi pada saat yang sama ia telah meneken perjanjian kerjasama aset dengan bangsa lain yang nilai ratusan milyar dollar. Manusia modern heran dengan tabiat Soekarno seperti ini. Bahkan tak sedikit warga Indonesia protes, kalau Soekarno memang banyak aset kenapa dia begitu tega membiarkan ekonomi Indonesia hancur di zaman dia.

Orang tidak tahu Soekarno senang berkaca mata hitam. Sepintas kita melihatnya ia bergaya. Tetapi sebenarnya, Soekarno sering menangis dibalik kaca mata itu. Ia sedih melihat penderitaan rakyatnya. Matanya selalu berair dan merah karena menangis. Dia menangis karena dia tak mampu mencairkan asetnya buat rakyatnya. Dia selalu bilang, coba Tuhan memberinya sepuluh tahun lagi, dia akan rampungkan semua harta yang dititipkan kepadanya. Artinya, harta yang dititipkan kepadanya belum rampung saat ia menjadi Presiden RI pertama.

Paku Buwono X (PB X) menurut catatan kaum Yahudi dunia, menitipkan harta kepada Soekarno ketika ia berumur 27 tahun, usia yang sangat dewasa bagi ukuran kita. Saat itu PB X mengumpulkan 128 raja di dunia pada tahun 1928. Kaum Yahudi dunia juga percaya bahwa Soekarno adalah anak biologis PB X. Diantara anak-anak PB X yang ada, hanya Soekarno yang dianggap istimewa. Ia dianggap sebagai mewakili darah turunan raja-raja dunia, dimana dia mengatakan kepada dunia; I represent All of You. Jadi wajar kalau kemudian PB X percaya pada Soekarno. Di mata PB X, Soekarno memang beda dibandingkan anak dia yang lain. Diam-diam PB X pun membantu perjuangan Soekarno memerdekakan Republik Indonesia.

Soekarno adalah anak indigo. Matanya bisa melihat makhluk ghaib. Telinga bisa mendengar suara makhluk ghaib. Karenanya Soekarno banyak pasukan dunia ghaib. Dalam Islam percaya pada dunia ghaib adalah bagian dari rukun iman. Tuhan juga bersifat ghaib, malaikat bersifat ghaib, makhluk jin bersifat ghaib. Bahkan angin pun juga ghaib tetapi begitu angin bertiup kita ikut merasakannya. Tak terlihat, tetapi ada. Begitulah angin, begitulah dunia ghaib.

Soekarno juga mempunyai prestasi akademik yang baik. Ia lulus sebagai insinyur teknik sipil di ITB. Ia adalah orang yang amat pintar kemudian dengan sejumlah titel doktor yang ia peroleh. Artinya, orang yang dititipi harta nenek moyang haruslah orang yang pintar secara akademik, tetapi juga seorang yang menguasai dunia ghaibi secara keseluruhan. Tingginya ilmu tasawuf Soekarno telah melampui batas manusia biasa. Ia punya kemampuan ala supermen jika dipersonapikasikan manusia modern sekarang. Tak bisa dibunuh, tak bisa ditipu, tak bisa dibohongi, dan tak bisa diracun. Ia memiliki ilmu membelah diri, katanya. Sehingga tak heran, apabila Soekarno bisa hadir di beda tempat dalam waktu bersamaan. Tapi itu cerita yang masih perlu dikonfirmasi kebenarannya.

Kehidupan manusia sejak dulu hingga kini belum berubah. Harta kekayaan apapun bentuknya yang dimiliki oleh manusia, pasti ingin diwariskan kepada anaknya, turunannya. Gak masuk akal kalau kemudian ada orang yang mewariskan hartanya kepada orang lain. Naluri ini akan berlaku sepanjang zaman. Teori ini tidak bisa dipungkiri. Memang ada satu dua orang di dunia yang dengan teganya menyerahkan hartanya kepada orang lain yang tidak memiliki hubungan darah. Tapi itu sangat langka, sehingga tidak patut dijadikan teori.

Pembaca yang baik,

Kini saya menemukan fenomena baru dalam dunia HAS bahwa ada yang bernama MR Soekarno dan ada yang bernama Ir Soekarno. Serupa tapi tak sama. Ir Soekarbo sudah wafat, tetapi MR Soekarno masih hidup.

Ternyata MR Soekarno sebagai M1 belum pernah memberikan pelimpahan atau mandat penuh kepada seseorang atau lembaga hingga kini.

Sabtu, 01 April 2017

KAYA! KOK BUTUH DANA...?

Jurnal (3): Marwah Daud Ibrahim



Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh jaksa kpd saya sbg saksi di PN Kraksaan adalah: "Kalau memang  Sdr. Taat (panggilan resmi  YM dlm persidangan)  memiliki banyak uang spt kelihatan di youtube, kenapa masih butuh dana dari santrinya?"

Pertanyaan yg sama muncul dari media dan dari tokoh masyarakat, bahkan dari santri sendiri.

Saya jawab sbgm yg saya fahami bahwa:  "Dana yang pernah diperlihatkan kpd santri  adalah untuk kemaslahatan umat, yang belum bisa dipakai, bahkan pun oleh Mas Kanjeng sendiri."

YM Nyai Ratu Rahmah Hidayati pernah menyampaikan kpd kami bahwa pernah  Mas Kanjeng, karena keperluan sangat mendesak,  memakai beberapa lembar dana proses, dan beliau setelah itu sakit parah lk 40 hari.

Pernah juga  seorang santri --  yg kebetulan Kiyai -- meminta dana untuk umroh, oleh MK disarankan untuk bersabar dulu. Tapi santri tsb memaksa dan mengatakan siap  untuk menanggung rezikonya. Santri tsb pun diberi dana oleh MK dan dipakai berangkat umroh ... dan  santri tsb wafat di Tanah Suci.

Ya... Dana yang diperlihatkan dgn ilmu dari Maha Guru, dan atas izin Allah SWT,  spt yg selalu beliau ingatkan, adalah untuk kemaslahatan umat. Dana untuk menjadikan Indonesia dan Nusantara  sbg Mercusuar dunia.

Adapun dana dari santri dlm bentuk sumbangan, Sadaqah atau mahar adalah untuk memenuhi persyaratan sukses. Baik itu untuk keperluan sarana dan prasarana Padepokan, untuk keperluan rutin dan kebutuhan "khusus," yg hanya beliau dan Maha Guru yang tahu.

Santri pilihan adalah  orang yg rela berjuang dgn harta dan nyawa SEBELUM kesuksesan. Saksi terseleksi adalah santri  yang jujur dan amanah SETELAH kesuksesan.  Santri yg tidak akan mengambil selembarpun dana yang bukan haknya.

Pertanyaan yg muncul: "Lalu kapan dana yg begitu banyak bisa dipakai?" Jawabnya adalah "InsyaaAllah Kalau  Padepokan sudah sukses"? "Lalu kapan terjadi kesuksesan?."

 Jawabnya: "Kesuksesan" Alhamdulillah sudah lama siap, tinggal proses dan menyiapkan "keselamatan." Baik itu penataan internal santri maupun penataan eksternal. Termasuk  proses persiapan  masyarakat (al. masyarakat adat, keluarga besar Kerajaan dan Kesultanan). Serta persiapan aparat pemerintah (sipil dan militer) dari tingkat desa sampai tingkat pusat, agar faham ttg peran kunci Padepokan Dimas Kanjeng.

"Ironi ya, uang kita banyak... Tapi belum bisa dipakai untuk menutup keperluan yg cukup banyak. Tapi sabar ya... Ini proses menguji kesabaran kita dan cara Maha Guru menyeleksi santri yang betul- betul setia dan militan." Kata YM beberapa waktu lalu.

Kalau masih ada yang  berkata: "MK kan punya banyak duit,  kenapa masih  perlu dana dari santri ? Atau berkata  " Kalau ada keperluan urgen.... Pakai saja dana yg sdh ada itu... atau Percepat saja kesuksesan....!"
Itu berarti orang tsb belum faham  padepokan.

Bagi yang faham akan berkata:  "Kami bukan hanya ingin "Sukses" tapi juga ingin  "Selamat" dunia akhirat.

Dan untuk "kesuksesan" dan "keselamatan" itulah kami terus dan tetap setia berjuang membantu memenuhi syarat yang  diperlukan YM. Bukan hanya dgn kata-kata tapi dgn bukti nyata."

GERAKAN SADAQAH TALI ASIH -PDK, yg digagas dan dikelola serta didukung santri,  semoga menjadi  salah satu  jalan untuk buktikan bahwa "Kita" adalah bagian dari Santri Setia dan Militan itu."

Semoga Allah SWT takdirkan kita untuk mendampingi dan mengawal YM menyambut terbitnya Fajar Kebangkitan Peradaban baru... Yang insyaaAllah segera terbit.
 Aaamin YRA.-

Salam Nusantara Jaya.
Salam Mercusuar Dunia.

mdi.marwah@gmail.com
Waru, Sabtu 1 April 2017
Jam 05:32.

Senin, 20 Maret 2017

MELIHAT ITU PERCAYA*

Seeing is believing

Jurnal (2): Marwah Daud Ibrahim


"Masih percaya? Masih Yakin pada Dimas Kanjeng?" Begitu pertanyaan wartawan kpd saya ttg YM. Pertanyaan itu pula muncul ketika saya diminta menjadi saksi di PN Kraksaan.

Jawaban saya tegas. Ya... Alhamdulillah bukan hanya masih percaya, tapi saya makin yakin.

Alhamdulillah, ratusan teman santri yang ada di padepokan dan ribuan santri yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, InsyaaAllah  juga tetap yakin dan percaya kpd  YM MK.

Hakim, Jaksa Penuntut Umum dan Pengacara bergantian mengajukan pertanyaan. Intinya, ingin mengetahui apakah betul YM punya kemampuan luar biasa, atau seperti tuduhan beberapa orang yang mengatakan  bahwa uang poroses adalah uang dari santri, dan keluar dari kantong besar di balik jubah beliau.

Kalau  uang itu dari santri yang  digandakan, kenapa bisa waktu proses,   ada uang asing, seperti mata uang Amerika, Inggeris, Australia, Singapura dan puluhan mata uang lainnya.
Bahkan keluar buku kecil betulis surah Al Qur'an, dan berbagai perhiasan.

Kalau dari  kantong jubah beliau? Kenapa kami bisa melihat beliau proses dgn pakaian biasa. Pernah juga ribuan santri saksikan beliau hadirkan uang tidak dengan tangan dari balik punggung, tapi  peti berisi penuh uang saat istighosyah. Bahkan pernah proses dan seisi kamar penuh uang seperti sudah beredar di Youtube.

Kami percaya, karena kami menyaksikan ilmu yang selalu beliau katakan dari guru beliau,  atas izin Allah SWT.

Kami makin yakin karena beberapa tokoh dari komunitas Raja & Sultan se Nusantara memberi penguatan antara lain sbb:

 "Bunda Marwah. Banyak dari kami punya dokumen  asset, beberapa dari kami diberi ilmu dan kemampuan melihat  isu gudang. Tapi YM Dimas Kanjeng diberi ilmu luar biasa. Beliau bukan hanya bisa melihat tapi bisa "menghadirkan" asset dan isi gudang  di depan santri di Padepokan beliau." (YM. Mufti Bone, Ketua Umum PBB INA).

"Penjemputan YM Dimas Kanjeng oleh 1800 aparat dgn pakaian dan kendaraan lengkap, dibanding Ketua DPD RI yang dijemput sekitar 10 orang, bukti  beliau hebat dan diperhitungkan." Kata Kanjeng Surya Alam, Sultan Demak  (Ketua Umum Lembaga Adat, Raja & Sultan Nusantara).

"Peristiwa 22 Sept 2016 bisa dianggap sebagai  pecah Ketuban, tanda akan lahirnya kesuksesan Nusantara sbg Mercuar Dunia." Kata seorang tokoh di Kraton Kesultanan Pajang di solo.

Sahabat santri se Nusantara:
"Kita tidak bisa memaksa orang lain percaya pada apa yang kita lihat dan kita alami."

"Tapi kita juga tidak bisa dipaksa untuk tidak percaya, pada apa yang kita lihat dan kita alami."

Ya... Melihat itu Percaya.
Yes Seeing is Believing.

Yakinlah. InsyaaAllah, "Semua akan indah pada waktunya."

Bintaro, Minggu, 20 Maret 2017: 07:26
mdi.marwah@gmail.com

Rabu, 08 Maret 2017

AWAL MULA DI PADEPOKAN


Jurnal (1): Marwah Daud Ibrahim



Suatu hari saya dapat undangan untuk mengisi acara di Jawa Tengah. Usai ceramah,  seseorang memperlihatkan foto beberapa  kotak kayu berisi uang. Di belakang peti berdiri beberapa orang, di antaranya polisi berpakaian dinas. Saya cukup kaget karena ada satu wajah sahabat yang saya kenal baik dalam foto tersebut, yaitu Pak Ir. Suparman.

Kami sdh bersahsbat lama, sejak sekitar 2000-an. Saya awalnya dikenalkan kpd beliau oleh aktivis mahasiswa tentang keahlian beliau membudidayakan bibit tanaman. Beliau membantu pelatihan, pembibitan dan penanaman pohon di daerah pemilhan saya di Sulawesi Selatan. Ketika itu saya masih di DPR RI. Kami kemudian  sering berkeliling Indonesia memotivasi pemda dan tokoh masyarakat menanam jabon, jati, bambu,  dll.

"Wah... Kalau ada akses dana, kita bisa melakukan pelatihan dan penanaman pohon ke banyak daerah." Masyarakat bisa makmur, Itu fikiran yang terbesit dibenak saya. Pada kesempatan bertemu Pak Parman, saya tanyakan ttg foto tersebut. Beliau katakan kalau kejadiannya di Probolinggo.

Pada waktu ada  tugas ke Jawa Timur, saya kemudian dpt kesempatan untuk berkunjung ke Padepokan. Pertama kali ke sana saya belum bertemu dengan Mas Kanjeng (MK). Beliau sdg ke luar kota.

Kesempatan kedua  ke kediaman beliau, alhamdulillah saya bisa berjumpa. Tidak banyak pembicaraan. Tapi beliau faham bahwa saya ke sana untuk mencari tahu dari mana dana yg ada di peti yg saya lihat di foto.

Saya terkesan dengan kesantunan beliau. Yang saya ingat, dan saya lihat, beliau meminta orang memeriksa kursi dan baju yang beliau kenakan. Lalu beliau duduk dan berkata: " Saya sebenarnya malu kpd Ibu yang saya sudah kenal lewat buku dan TV. Ini ilmu dari guru saya Bu, semua atas kehendak Allah. "

Sambil bicara,  kedua tangan beliau letakkan di belakang dan  lalu kedua tangan dibawa ke depan dan sudah  penuh dgn uang ratusan ribu rupiah. Diulang berkali-kali yang kemudian disebar di lantai. Seperti yang sdh beredar luas di youtube. Uang kemudian dihitung,  kami yang hadir diberi beberapa lembar. Selebihnya disimpan.

Kata yang terkesan dan  saya ingat  serta tak terlupakan dari beliau adalah "ini ILMU dari GURU saya, atas Kuasa ALLAH."

Lebih setahun saya  istighorah,  sambil mencari referensi baik dari sisi sains maupun dari sisi agama. Sampai akhirnya dengan NIAT  semata mencari dan mengharap Ridho Allah SWT, dengan Bismillahirrahmanirrahim,  saya putuskan untuk menjadi "Santri aktif," di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.-

mdi.marwah@gmail.com
Kota Pahlawan,   8 Maret 2017
Fajar Menyingsing