Rabu, 08 Maret 2017
AWAL MULA DI PADEPOKAN
Jurnal (1): Marwah Daud Ibrahim
Suatu hari saya dapat undangan untuk mengisi acara di Jawa Tengah. Usai ceramah, seseorang memperlihatkan foto beberapa kotak kayu berisi uang. Di belakang peti berdiri beberapa orang, di antaranya polisi berpakaian dinas. Saya cukup kaget karena ada satu wajah sahabat yang saya kenal baik dalam foto tersebut, yaitu Pak Ir. Suparman.
Kami sdh bersahsbat lama, sejak sekitar 2000-an. Saya awalnya dikenalkan kpd beliau oleh aktivis mahasiswa tentang keahlian beliau membudidayakan bibit tanaman. Beliau membantu pelatihan, pembibitan dan penanaman pohon di daerah pemilhan saya di Sulawesi Selatan. Ketika itu saya masih di DPR RI. Kami kemudian sering berkeliling Indonesia memotivasi pemda dan tokoh masyarakat menanam jabon, jati, bambu, dll.
"Wah... Kalau ada akses dana, kita bisa melakukan pelatihan dan penanaman pohon ke banyak daerah." Masyarakat bisa makmur, Itu fikiran yang terbesit dibenak saya. Pada kesempatan bertemu Pak Parman, saya tanyakan ttg foto tersebut. Beliau katakan kalau kejadiannya di Probolinggo.
Pada waktu ada tugas ke Jawa Timur, saya kemudian dpt kesempatan untuk berkunjung ke Padepokan. Pertama kali ke sana saya belum bertemu dengan Mas Kanjeng (MK). Beliau sdg ke luar kota.
Kesempatan kedua ke kediaman beliau, alhamdulillah saya bisa berjumpa. Tidak banyak pembicaraan. Tapi beliau faham bahwa saya ke sana untuk mencari tahu dari mana dana yg ada di peti yg saya lihat di foto.
Saya terkesan dengan kesantunan beliau. Yang saya ingat, dan saya lihat, beliau meminta orang memeriksa kursi dan baju yang beliau kenakan. Lalu beliau duduk dan berkata: " Saya sebenarnya malu kpd Ibu yang saya sudah kenal lewat buku dan TV. Ini ilmu dari guru saya Bu, semua atas kehendak Allah. "
Sambil bicara, kedua tangan beliau letakkan di belakang dan lalu kedua tangan dibawa ke depan dan sudah penuh dgn uang ratusan ribu rupiah. Diulang berkali-kali yang kemudian disebar di lantai. Seperti yang sdh beredar luas di youtube. Uang kemudian dihitung, kami yang hadir diberi beberapa lembar. Selebihnya disimpan.
Kata yang terkesan dan saya ingat serta tak terlupakan dari beliau adalah "ini ILMU dari GURU saya, atas Kuasa ALLAH."
Lebih setahun saya istighorah, sambil mencari referensi baik dari sisi sains maupun dari sisi agama. Sampai akhirnya dengan NIAT semata mencari dan mengharap Ridho Allah SWT, dengan Bismillahirrahmanirrahim, saya putuskan untuk menjadi "Santri aktif," di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.-
mdi.marwah@gmail.com
Kota Pahlawan, 8 Maret 2017
Fajar Menyingsing
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar